Hasil Pengujian PU Litbang PUSJATAN

Pengujian Saluran Beton Pracetak PT. Prima Graha Bangun Tunggal

Metoda pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan memberikan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan dan juga, setelah dikalibrasi dapat memberikan indikasi nilai kuat tekan beton benda uji. Karena kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini dapat dilakukan dengan cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton, misalnya keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran di sekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya kemudian diolah secara statistik.

Tabel 2.1 Kriteria Standar Deviasi untuk Beton (ACI, 2002)

Standar deviasi, MPa (psi)

Klasifikasi Penggunaan

Baik Sekali

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang Baik

< 2,8

> 4,8

Pengujian Lapangan

2,8 s.d 3,4 (400 s.d 500)

3,4 s.d 4,1 (500 s.d 600)

4,1 s.d 4,8 (600 s.d 700)

(< 400)

(> 700)

< 1,4

> 2,4

Percobaan Laboratorium

1,4 s.d 1,7 (200 s.d 250)

1,7 s.d 2,1 (250 s.d 300)

2,1 s.d 2,4 (300 s.d 350)

(< 400)

(> 350)

5. Pemeriksaan homogenitas beton dengan palu beton ultrasonik (UPV) Metoda pengujian dilakukan dengan alat UPV dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa kecepatan rambat gelombang yang melalui suatu media padat bergantung pada sifat-sifat elastik media padat tersebut. Jika digunakan dengan baik dan benar, alat ini dapat memberikan informasi yang banyak mengenai kondisi bagian permukaan ataupun bagian dalam beton. Alat ini secara tak langsung juga dapat memberikan informasi mengenai nilai kuat tekan beton, jika hubungan antara sifat-sifat elastik suatu benda padat dengan nilai kuat tekannya diketahui. Alat ini pada dasarnya terdiri atas pembangkit signal gelombang, Transducer pengirim ( transmitter ) dan Transducer penerima ( receiver ). Alat ini juga dilengkapi oleh alat pengukur dan perekam waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk merambat dari transmitter ke receiver (Gambar 2.7). Jika panjang lintasan (jarak antara transmitter dan receiver) diketahui, maka

9

Made with FlippingBook Online newsletter