Proyek Rekind
.
Separator
Project Manager, Fahirwan Fahim
Rekam Jejak PLTP Muara Laboh Tahap-1 85 MW
Sumatera Barat, provinsi yang terletak di bagian barat Indonesia ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun
asing. Siapa yang tak kenal dengan kota Padang dan jam gadang yang merupakan landmark Sumatera Barat. Jauh di balik hingar-bingar
kota Padang dan segala keriaan yang ditawarkan, Rekindist akan kami ajak naik ke dataran yang lebih tinggi, menempuh 4 jam perjalanan
menggunakan mobil, dan tiba di Muara Laboh. Dikelilingi megahnya alam Muara Laboh, Rekind mengerjakan Proyek Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh. Sebuah dedikasi Rekind dalam mendukung kemajuan pembangunan ibu pertiwi,
Indonesia.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh merupakan salah satu proyek Rekind di unit Marketing Power & Mining. Dengan kapasitas 85 Megawatt (MW), PLTP Muara Laboh dibuat untuk mengalirkan listrik hingga mencapai seluruh Sumatera. Proyek ini merupakan proyek yang Rekind kerjakan untuk Supreme Energy yang berkonsorsium dengan Sumitomo Corporation. Berdiri kokoh di daerah pegunungan dengan cuaca menyejukkan, PLTP Muara Laboh berlokasi tepatnya di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Untuk mencapai lokasi, dibutuhkan waktu sekitar 4-5 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat dari Kota Padang. Proyek PLTP Muara Laboh menempuh waktu pengerjaan selama 33 bulan. Dimulai pada 23 Maret 2017 hingga selesai dan memiliki Sertifikat Completion pada tanggal 16 Desember 2020. Hal tersebut menandakan bahwa proyek ini tepat waktu dan tidak ada liquidated damages atau delay . Kesuksesan dari berdirinya PLTP Muara Laboh ini didukung oleh 1.200-2.000 sumber daya manusia ( peak season) yang senantiasa berkerja sama membangun proyek dari nol. Jumlah tersebut terdiri dari manajemen dan worker atau labour dimana untuk worker sendiri hampir semua didapatkan dari local hire atau melalui pemberdayaan masyarakat Solok Selatan.
Bidang kerja Rekind pada proyek PLTP Muara Laboh ini terdiri dari engineering, konstruksi, pengadaan dan commissioning . Pengerjaan konstruksi dimulai dengan tahap land clearing atau pembersihan lahan, fondasi dan struktur. Sebelum masuk tahap selanjutnya yaitu pre-commissioning , pengerjaan sipil, elektrikal, mekanikal dan lainnya harus sudah selesai. Pengerjaan diakhiri dengan tahap akhir yaitu commissioning atau pengujian jalannya proyek sebelum akhirnya diserahkan sepenuhnya pada Supreme Energy. Namun, berdirinya PLTP ini bukan tanpa halangan dan rintangan. Tantangan terberat dalam proyek ini berkaitan dengan kondisi alam dan cuaca di lokasi yang memiliki curah hujan sangat tinggi. Hal tersebut tentunya menghambat segala aktivitas yang berhubungan dengan listrik seperti pengelasan. Selain itu, struktur tanah yang lembek karena terkena air hujan pun membuat fondasi sulit untuk didirikan. Untuk itu, Tim Proyek PLTP Muara Laboh melakukan inovasi yaitu meningkatkan struktur tanah dengan mencampurnya dengan kapur atau semen sehingga menjadi lebih keras. Melalui kerja sama tim yang kuat, pembangunan PLTP Muara Laboh pun dapat selesai dengan memuaskan.
1 0
Volume II | Rekind Buletin
Volume II | Rekind Buletin
Made with FlippingBook - Online catalogs