Proyek Rekind
Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap
PLTU terdiri dari 2 (dua) komponen peralatan utama yaitu Steam Turbine Generator (STG) dan Boiler ( Steam Generator ). Perbedaan utama PLTU dengan pembangkit listrik lainnya tentu saja dari sumber dayanya yaitu berasal dari uap, dengan sumber air untuk menghasilkan uap yang berasal dari air laut. Air laut dialirkan dari fasilitas Sea Water Intake (SWI). Pada PLTU lain kebanyakan air laut akan diambil melalui pipa yang memanjang ke tengah laut sebelum memasuki SWI. Namun, pada proyek ini, sistemnya adalah open channel atau dibentuk seperti sungai sehingga air laut masuk dengan sendirinya ke dalam basin yang kemudian akan dihisap menggunakan pompa dan akhirnya masuk ke SWI. Air yang telah masuk ke SWI kemudian disalurkan ke boiler dengan menggunakan Bonna Pipe atau pipa khusus yang terbuat dari besi dan berdiameter cukup besar. Pipa ini dilapisi oleh semacam lapisan semen pada bagian luar dan dalam untuk menahan besi dari sifat korosif air laut. Kemudian air laut yang masuk ke dalam boiler akan dipanaskan sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut yang kemudian menggerakkan turbin dan generator untuk menghasilkan tenaga listrik. Listrik dialirkan dari generator ke trafo , kemudian baru disalurkan ke rumah-rumah dan dapat dinikmati oleh masyarakat.
Merebaknya Pandemi Covid-19
Dapat dikatakan, berdirinya PLTU Lombok FTP 2 ini terbilang cukup lancar dari segi lokasi dan medan. Tim proyek pun mendapat penerimaan yang cukup baik dari masyarakat sekitar. Kembali lagi ketangguhan pembangunan PLTU Lombok FTP 2 ini harus diuji sejak terjadinya rangkaian bencana alam gempa bumi di Lombok pada 2018 lalu sampai dengan merebaknya Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia dan juga di Lombok. Pandemi Covid-19 seakan menjadi tombol pause bagi kegiatan manusia di seluruh dunia. Kegiatan berkumpul ditiadakan dan seluruh warga dunia disarankan untuk diam dan bekerja dari rumah. Meski demikian, proyek-proyek Rekind tetap tangguh. Demi kelancaran pembangunan nasional serta memberikan manfaat bagi bangsa, proyek Rekind tetap berjalan meskipun dengan berbagai macam penyesuaian, termasuk yang diimplementasikan di Proyek PLTU Lombok FTP 2. Menghadapi deru ombak pandemi ini, tim proyek khususnya bagian HSE menyiapkan serangkaian protokol kesehatan sesuai edaran dari perusahaan dan pemerintah. Protokol tersebut meliputi pemakaian masker secara wajib, mencuci tangan dan pemeriksaan suhu tubuh setiap hari bagi karyawan, pekerja, pemilik proyek dan pengunjung proyek. Jika didapati karyawan, pekerja, pemilik proyek dan pengunjung memiliki suhu lebih dari 37,5 ° C, maka tidak diizinkan masuk ke area proyek dan koordinasi lanjutan dilakukan dengan tim medis dan Tim Gugus Covid-19 Kecamatan Sambelia. Selain itu, dilakukan penyemprotan disinfektan di sekitar site office , kendaraan dan bagi alat kerja serta material yang baru masuk dari luar. Tim proyek juga menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer serta membagikan masker, susu dan vitamin setiap hari kepada karyawan. Jam lembur pun dikurangi sehingga tim proyek mendapatkan waktu istirahat yang lebih cukup sehingga dapat meningkatkan imun tubuh. Pandemi Covid-19 datang tanpa diduga dan membuat semua orang tidak siap termasuk tim proyek. Situasi Covid- 19 menyebabkan tim proyek “terjebak” dan tidak bisa pulang ke rumah masing-masing selama lebih dari 3 bulan. Hari Raya Idul Fitri pun mereka habiskan bersama-sama di lokasi proyek, meski demikian, tim proyek mampu bangkit dan tetap bersemangat. Bahkan solidaritas yang terbentuk semakin erat daripada sebelumnya, banyak aktivitas yang dikerjakan bersama, seperti makan bersama, menjalankan hobi dan jalan-jalan. Tentunya hal tersebut juga dilakukan sambil menjaga protokol kesehatan.
5
Volume III| Rekind Buletin
Made with FlippingBook Ebook Creator