PERHITUNGAN STRUKTUR TAHAN GEMPA RUMAH PANEL PWS

1-7

kuat lebih sistem (Ω 0 ) = 2,5, dan faktor pembesaran defleksi (C d ) = 4 sesuai dengan tabel 9, SNI 1726:2012 tentang pemilihan sistem struktur.

Sistem pondasi yang digunakan pada bangunan ini adalah pondasi tapak pelat beton menerus dengan lebar 20 cm dan tebal 10 cm. Pondasi tapak tertanam di dalam tanah dengan kedalaman 80 cm dari permukaan tanah. Keseluruhan perencanaan dilakukan dengan mengikuti peraturan-peraturan teknik yang berlaku di Indonesia, diantaranya SNI 1727:2013 untuk hal pembebanan minimum, SNI 1726:2012 untuk hal perencanaan ketahanan gempa, dan SNI 2847:2013 dalam perihal desain beton bertulang struktural. 1.2. Software Analisis Software analisis struktur yang digunakan adalah program ETABS v.16.0.3 yang dikembangkan oleh CSI Berkeley, USA. 1.3. Satuan Satuan yang digunakan untuk analisa struktur dan dalam laporan ini adalah satuan SI (Sistem Internasional). 1.4. Asumsi yang Digunakan dan Catatan Penting Perhitungan dalam laporan ini dilakukan dengan beragam asumsi yang menurut kami merupakan kondisi kritis yang mewakili permasalahan saat ini, yaitu gempa di Lombok. Maka dari itu, perhitungan yang dilakukan dalam laporan ini harus ditinjau dan disesuaikan kembali dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam laporan ini dapat dirangkum sebagai berikut:  Lokasi rumah adalah Pulau Lombok bagian utara, yang memiliki percepatan gempa yang lebih besar dibandingkan daerah lain di Pulau Lombok.  Kelas situs adalah SD (tanah sedang) karena menghasilkan percepatan gempa yang lebih besar pada respon spektrum (kondisi paling kritis) dibanding SE (tanah lunak).  Tegangan izin tanah adalah 49,03 kN/m 2 (5 ton/m 2 ).  Tidak ada gaya uplift air tanah.

PT. GRAHA MULTI DESIGN

Made with FlippingBook Online newsletter